Thursday, March 24, 2016

Supir Taxi ..... Kemana indahnya mencari nafkah yang santun di zamanmu "doeloe"

"Tugas pemerintah adalah meng-administrasi keadilan sosial, pernyataan Gubernur Basuki di Beritasatu, Tanya jawab"

Peperangan mencari nafkah sebagai "Tukang Antar" atau Supir taxi semakin menyengat dengan kekosongan dan kebisingan hampa penumpang di kota kota besar seperti Jakarta. Dari semangat mencari nafkah di kota kota dengan etikat uang dan santun

Supir taxi
Pekerja Tukang Antar
Dengan memakai seragam  
 Berkumpul dan membayar biaya ngetem 
Tidur senggang dipinggir jalan. 

Melirik penumpang baru ke kiri dan kanan
 sambil pelan pelan menyetir  
ke lajur lambat kiri jalan.

Mendengar arahan penumpang
dan membuka kuping radio perintah atasan
tuk tiba  sampai tujuan

Duka ngetem dan belum ada setoran  
Dalam medan antrian
Sirik dan  cemburu melihat taxi lain 
Di-isi penumpang

Duka senggolan kendaraan dan  roda dua
Medan macet dan sempretan
 Duka memikir-in 
anak istri belum ada biaya-an
Pekerja tukang antar supir namanya  
Harus santun dan mematuhi lalu lintas.
Mengantar  penumpang dengan selamat sampai tujuan
Setelah ke pol  lalu pulang 
membawa uang hantaran  anak dan istri

Karya: Matias Indrajana Azali




     1. Kehidupan supir bertengkar diantar mereka




2. Korban kekerasan demo


3. Waktu Habis & Ngetem Namun setoran berjalan



SUPIR INDEN  - LAGU KARYA ALM. ABDUL ADJIB
Menggambarkan semangat dan budaya supir mencari nafkah irama keroncong, 
Indah dan santunnya supir di zamannya dengan mencari nafkaha sebagai paruh waktu atau inden.  (album Raja ABdul dan Ratu Keroncong Tarling)




No comments:

Post a Comment